Kamis, 18 Juni 2020

Dia berpulang

Saat sesosok itu tergeletak terlentang terkulai lemah di kamar yang remang, tanpa busana, tanpa suara, tak lagi peduli tata krama.
Telingaku tiba-tiba berdenging, tidak lantang, begitupun rasanya begitu hening.
Menakutkan dan terus menusuk.
'menyesal'
'telan sesalmu, rasakan itu!'


-08 Mei 2019, lelaki spesial itu hari ini berpulang ke pangkuan ilahi

Hujan dimalam yang menua

Hujan pertama dibulan Januari
seperti melepaskan kepergian yang direncanakan jauh-jauh hari.
Ada sesak yang merobek dada
berusaha meredam duka.
Diketahui, tapi tak ada yang tahu kapan pergi.
Mungkin selepas pagi buta
atau menjelang malam yang menua.

Hujan pertama dibulan Januari
setelah kau pergi.
Setetes air menerjuni pipi
jatuh melompat ke tanah tak berarti
Saat esok bangun pagi
jangan sesedih ini
tata hati dan hiduplah lebih rapi


-29 Januari 2019. ketika lelaki paling spesial tak juga kunjung sembuh. dan selamat ulang tahun.

Rabu, 17 Juni 2020

Mendung di Semarang dan manusia yang terus berlalu lalang

sore ini di Semarang
duduk sendirian di bangku kayu depan stasiun
sebotol air putih dan sebatang coklat yang sudah meleleh kepanasan
menemani dalam diam
awan mendung yang belum siap menjatuhkan air hujan
namun sudah siap untuk membasahi bangunan - bangunan tinggi menjulang
ikut menemani dalam diam
banyak orang datang silih berganti
gerbong kereta, puluhan mobil, motor-motor dan para pejalan kaki
makin banyak manusia
tapi tak pernah menemani
tak pernah berdiam, terus berlalu lalang, tak pernah berhenti, hanya melewati.

-12 Februari 2020

Senin, 15 Juni 2020

I live

There were a few good days
and as time went, I watched them go,
fly to somewhere
perhaps to the deep sea
or to the tall mountain.

I know they would comeback
so I'll wait for them
and when its finally come
all I wanna do is live
happy
giggly me 
overflowing with joy, 
love and adoration for the world
content and save

I try do it too, on bad days
it doesn't always go the way I want it to
but that's live

I live
and I will keep living

Minggu, 14 Juni 2020

Malam ini gerimis


air jatuh
lalu kau mengeluh
berlarian kau mencari tempat berteduh
tak bisakah kau sedikit saja menikmati air jatuh?

mereka hanya menetes diatas rambutmu
sedikit diatas bahumu
mungkin lebih banyak dipipimu
jika kau sobek mungkin juga dihatimu

air yang membasahi jalan
yang membuatmu mengeluh terus terusan
kemudian berteduh sambil berlarian
kebanyakan orang memanggilnya hujan...

-Pabelan, 29 Januari 2015

Catatan Senja Beranging

(catatan senja berangin)

Embun itu
selalu menetesi daun tebal berdebu
ia ada bersama malam
ada saat menjelang pagi
memberi sunyi.
Embun itu.. bersama mereka yang melalu

Daun-daun masih rimbun
batu besar, kubangan terlalu besar
semak-semak memang berduri

lalu kenapa? kenapa jika aku tetap berlalu

Aku telah melangkah tanpa melihat.
Aku tak perlu menghindari batu-batuan.
semak-semak berduri, dan kubangan

Aku terbentuk di rumah kata.
Namun, di situ pula aku tak bisa berkata saat tersapa
Sebongkah ruang menyimpan gelisah_
kini hanya menjadi ruang basah
membungkus tubuh, menumpahkan sunyi

Sore itu telah menguncup...
dua malaikat terbang tak menoleh
 kecewa pada yang merana

Tak ada sisa senja
Hujan telah menggusurku 
Ia deras, menggigilkan puisimu
sejenak aku berhenti dan menoleh
Aku menutup


-Surakarta, 21 April 2014