(catatan senja berangin)
Embun itu
selalu menetesi daun tebal berdebu
ia ada bersama malam
ada saat menjelang pagi
memberi sunyi.
Embun itu.. bersama mereka yang melalu
Daun-daun masih rimbun
batu besar, kubangan terlalu besar
semak-semak memang berduri
lalu kenapa? kenapa jika aku tetap berlalu
Aku telah melangkah tanpa melihat.
Aku tak perlu menghindari batu-batuan.
semak-semak berduri, dan kubangan
Aku terbentuk di rumah kata.
Namun, di situ pula aku tak bisa berkata saat tersapa
Sebongkah ruang menyimpan gelisah_
kini hanya menjadi ruang basah
membungkus tubuh, menumpahkan sunyi
Sore itu telah menguncup...
dua malaikat terbang tak menoleh
kecewa pada yang merana
Tak ada sisa senja
Hujan telah menggusurku
Ia deras, menggigilkan puisimu
sejenak aku berhenti dan menoleh
Aku menutup
-Surakarta, 21 April 2014
|